Pertemuan : 9
Hari/Tanggal :
Jum’at/ 14 Juli 2023
Narasumber :
Mazmo @ Sudomo, S.Pt
Materi : Kiat Menulis Cerita fiksi
Moderator :
Arofah Afif
Untuk memulai karya tulis berupa fiksi
kita harus memiliki semangat dan pengetahuan yang banyak tentang apa yang akan
kita tulis. Sastra adalah sebuah kemewahan, fiksi adalah sebuah kebutuhan. - Gilbert
K. Chesterton
“Jurnalisme
membuat para pembacanya bisa menjadi saksi sejarah.
Karya
fiksi memberi kesempatan kepada pembacanya untuk menghidupkannya”.
John
Hersey.
Kiat
belajar menulis fiksi adalah:
1. Mulai
dari Diri
Pada alur ini Bapak/Ibu bisa cukup
menjawab dalam hati saja atas beberapa pertanyaan yang saya ajukan. Boleh juga
langsung dijawab di draf postingan resume. Memulai sesi berbagi kita, silakan
Bapak/Ibu menjawab dengan jujur beberapa pertanyaan berikut ini:
1.
Seberapa sering Bapak/Ibu menulis cerita fiksi?
2.
Mengapa Bapak/Ibu tertarik menulis fiksi?
3.
Apa yang Bapak/Ibu pahami tentang menulis fiksi?
4.
Bagaimana langkah Bapak/Ibu agar bisa menulis fiksi dengan baik?
Bapak/Ibu yang ingin berbagi pengalaman
atau adakah dalam 1 Minggu baru bisa
menulis 2 cerita fiksi, Karena bagi saya menulis cerita fiksi tidak bisa
selesai dalam 1 kali duduk. Sekarang ini banyak berjamur platform menulis novel
yang ketika kita bisa menulis dan banyak penggemar. Bisa mendapatkan cuan. Nah
jadi menulis fiksi saya pikir bisa menjadi ladang amal juga ladang kerja
2.
Eksplorasi Konsep
Poin
penting terkait materi menulis cerita fiksi. Terutama menyangkut teknik menulis
fiksi. Untuk menulis cerita fiksi.
Pertama,kita
harus kenal dengan syarat menulis cerita fiksi
1.
Komitmen dan niat yang kuat untuk menyelesaikan apa yang telah dimulai;
2.
Kemauan dan kemampuan melakukan riset agar cerita fiksi tetap logis;
3.
Banyak membaca cerita fiksi sebagai bekal tambahan terkait teknik penulisan;
4.
Mempelajari KBBI dan PUEBI;
5.
Memahami dasar-dasar menulis fiksi, dan
6.
Menjaga komitmen menulis cerita fiksi.
Kedua,
Membuat Premis
Premis
bisa diartikan sebagai ringkasan/sinopsis cerita fiksi yang mengandung tokoh,
karakter, rintangan, dan resolusi hanya dalam satu kalimat. Contoh Premis:
1. Seorang
anak laki-laki yang berjuang membalaskan dendam kematian orang tuanya dengan
melawan penyihir jahat. Ini adalah premis Herry Potter sepertinya. Premis, hanya dari satu kalimat, kita bisa
membayangkan ceritanya secara utuh.
2. Seorang gadis SMA membongkar kasus pembunuhan
ayah ibunya dengan berpura-pura menjadi preman
Untuk
mengetahui ini premis atau bukan, bisa menjabarkannya sebagai berikut:
1.
Tokoh: ...
2.
Karakter: ...
3.
Tantangan: ...
4.
Resolusi: ...
Jika
telah menemukannya dalam satu kalimat tersebut artinya itu sudah termasuk
premis.
Dalam
premis ini yang masih perlu dipertajam adalah tantangan si tokoh, 4 point ini
menjadi kunci
Ketiga,
Proses Kreatif Menulis
Untuk tulisan misalnya cerpen, setelah
menemukan tema, saya lebih nyaman menentukan ending-nya dulu seperti apa.
Selanjutnya barulah menentukan genre yang sesuai (romance, horor, dll). Setelah
itu barulah saya membuat kerangka karangan. Kerangka karangan (outline)
sederhana berupa tema, premis, alur/plot, penokohan, latar/setting, dan sudut
pandang tulisan.
Terakhir
adalah mengembangkan kerangka yang telah dibuat menjadi tulisan utuh. Yang
perlu diperhatikan dalam menulis adalah prinsip selesaikan apa yang telah
dimulai dan jangan menulis sambil mengedit. Setelah tulisan selesai, silakan
melakukan swasunting. Swasunting terkait logika cerita, penulisan, dan tata
bahasa. Bisa juga meminta bantuan teman lain sebagai pembaca pertama untuk
memberikan masukan.
Berikut
Contoh awal cerita fiksi seram:
Brak!
Bikin kaget saja.....
Terdengar suara daun pintu dibanting. Tapi
tak ada tampak satu pun makluk dekat pintu, apa angin...... seketika bulu kuduk
ku merinding, di tengah kelam yang sepi. Kepalaku memutar menuju sumber suara.
Kosong. Dalam remang, mataku menangkap sebuah bayang hitam. Tinggi dan lebar,
aku berusaha memegang dadaku yang bergemuruh, berusaha mencari pentungan dan
apa saja yang bisa ku pegang dan bisa ku banting, sebagai penyelamat diri, jika
tiba-tiba ada sesuatu yang bisa membahayakan diriku sendiri.
Tapiiiii.......Sepertinya aku mengenalinya????
Contoh
Premis:
Seorang Guru yang juga jadi Wali
Kelas yang memperjuangkan masa depan anak didiknya dan nama baiknya dengan
melawan kejamnya kehidupan di dunia nyata di linkungan kelas dan Sekolah.