REJEKI DI BULAN SUCI
Samping kiri, depan dan kanan terdengar
suara riuh tetangga yang ramai sedang membersihkan bawang merah hasil panen
mereka. Mereka nampak riang dan gembira menyambut musim panen pada bulan suci
ini. Di sela pembicaraan aku mencoba bertanya berapa diambil toke/pakang bawang
nya Bu? Dengan ringkas si Ibu menjawab Rp.17.000,00 alhamdulillah ini sudah
masuk harga yang standar, dimana petani bawang tidak merugi, dan pembeli bisa
menjangkau harga jual di pasaran. Pada ramadhan ke-3 ini kami sekeluarga hampir
saja terlambat sahur. Sebagai Ibu bangun jam 4.20 tentu saja sudah kelabakan
untuk menyediakan menu sahur bagi Ayah, dan anak-anaknya. Ternyata di cek jam
alaram salah stel, tidak terpasang untuk setiap hari, tapi hanya 2 hari saja. Ampun,
semoga pembaca semua tidak mengalami hal yang sama dengan ku. Yukkk di cek kembali alarm nya.
Setelah
sahur berakhir selang 15 menit berikutnya azan subuh berkumandang. Tidak terasa
aku tertidur dengan badan yang gontai. Kaki ini terasa berat, untuk duduk dan
melangkah terasa uyung-uyungan, ku keraskan hari untuk menggerakkan tubuh ini,
yang semakin lama semakin terasa berat, untuk melaksanakan kegiatan positif di
bulan berkah penuh ampunan ini. Malam ini kami sekeluarga bisa melaksanakan
tarwih sekeluarga, terdengar jelas di telinga ceramah ustad untuk segera
melaksanakan ibadah dibulan suci ini. Pada ceramahnya beliau mengajak untuk
bisa melaksanakan ibadah wajib dan
ibadah sunah pada bulan suci ini. Karena pahalanya sangat besar, berlipat ganda dari bulan lainnya. Setelah sholat
subuh dengan jarak waktu 1 jam, laksanakan sholat sunat syuruk, dimana pahala
nya sama dengan kita melaksanakan haji atau umbrah. Bagi kita yang hidup serba
berkecukupan, bahkan bisa dibilang tipis dibawah garis kemiskinan, ibadah
sholat syuruk adalah solusi nya. Semoga suatu saat kita juga dimampukan untuk
bisa umrah atau berhaji. Amin. Setelah tarwih ku menyempatkan diri untuk
melihat ibunda yang kurang sehat, ku lihat sepanjang deretan jamaah tidak ku jumpai
wajah bunda yang ku sayang. Sesampai di rumah ternyata rumah sepi, dan kulihat
ke kamar, ternyata sedang berbaring, katanya pinggang nya sedikit sakit. Sambil
memijit tangan dan kaki, aku yang selalu ngoceh diantara mereka, selalu membuat
suasana hening menjadi hangat, seperti biasa cerita ku selalu tak putus dari A
sampai Z. Karena sudah larut, dan ibu tampak juga sudah ngantuk, kami baru
berangkat menuju rumah. Walau sudah malam ku sempatkan makan takjil, yang tadi
belum sempat ku cicipi karena kekenyangan.
By; FIFI TRIANA
(PADANG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar