Jumat, 24 Maret 2023

 


R.3

REJEKI DI BULAN SUCI

Samping kiri, depan dan kanan terdengar suara riuh tetangga yang ramai sedang membersihkan bawang merah hasil panen mereka. Mereka nampak riang dan gembira menyambut musim panen pada bulan suci ini. Di sela pembicaraan aku mencoba bertanya berapa diambil toke/pakang bawang nya Bu? Dengan ringkas si Ibu menjawab Rp.17.000,00 alhamdulillah ini sudah masuk harga yang standar, dimana petani bawang tidak merugi, dan pembeli bisa menjangkau harga jual di pasaran. Pada ramadhan ke-3 ini kami sekeluarga hampir saja terlambat sahur. Sebagai Ibu bangun jam 4.20 tentu saja sudah kelabakan untuk menyediakan menu sahur bagi Ayah, dan anak-anaknya. Ternyata di cek jam alaram salah stel, tidak terpasang untuk setiap hari, tapi hanya 2 hari saja. Ampun, semoga pembaca semua tidak mengalami hal yang sama dengan ku. Yukkk di cek kembali alarm nya.

 

Setelah sahur berakhir selang 15 menit berikutnya azan subuh berkumandang. Tidak terasa aku tertidur dengan badan yang gontai. Kaki ini terasa berat, untuk duduk dan melangkah terasa uyung-uyungan, ku keraskan hari untuk menggerakkan tubuh ini, yang semakin lama semakin terasa berat, untuk melaksanakan kegiatan positif di bulan berkah penuh ampunan ini. Malam ini kami sekeluarga bisa melaksanakan tarwih sekeluarga, terdengar jelas di telinga ceramah ustad untuk segera melaksanakan ibadah dibulan suci ini. Pada ceramahnya beliau mengajak untuk bisa melaksanakan ibadah wajib dan ibadah sunah pada bulan suci ini. Karena pahalanya sangat besar, berlipat ganda dari bulan lainnya. Setelah sholat subuh dengan jarak waktu 1 jam, laksanakan sholat sunat syuruk, dimana pahala nya sama dengan kita melaksanakan haji atau umbrah. Bagi kita yang hidup serba berkecukupan, bahkan bisa dibilang tipis dibawah garis kemiskinan, ibadah sholat syuruk adalah solusi nya. Semoga suatu saat kita juga dimampukan untuk bisa umrah atau berhaji. Amin. Setelah tarwih ku menyempatkan diri untuk melihat ibunda yang kurang sehat, ku lihat sepanjang deretan jamaah tidak ku jumpai wajah bunda yang ku sayang. Sesampai di rumah ternyata rumah sepi, dan kulihat ke kamar, ternyata sedang berbaring, katanya pinggang nya sedikit sakit. Sambil memijit tangan dan kaki, aku yang selalu ngoceh diantara mereka, selalu membuat suasana hening menjadi hangat, seperti biasa cerita ku selalu tak putus dari A sampai Z. Karena sudah larut, dan ibu tampak juga sudah ngantuk, kami baru berangkat menuju rumah. Walau sudah malam ku sempatkan makan takjil, yang tadi belum sempat ku cicipi karena kekenyangan.

 

By; FIFI TRIANA

(PADANG)

Tidak ada komentar:

Menulis Buku dari Karya Ilmiah

  KBMN PGRI 29 Pertemuan ke   : 25 Hari/tanggal     : Senin/ 21 Agustus 2023 Mater...