Senin, 06 Februari 2023

Senin Kegiatan Beruntun, Mari Belajar Kaidah Pantun

 

Senin kegiatan beruntun, Mari Belajar Kaidah Pantun


Pelatihan kali ini sangat seru, karena kami di suguhkan pantun yang unik ala pak Miftahul Hadi yang menjadi narasumber dan Pak Dail Ma’ruf, M.Pd sebagai moderator. Sudah lama tidak berpantun ria, semenjak fokus dengan mata pelajaran Matematika, sampai sekarang rasanya hanya berkutik dengan angka, jauh dari hiburan dan tawa.  kita intip yuk pantun nya!! 

Bunga sekuntum tumbuh di taman,

Daun salam elok mahkota,

Assalamualaikum saya ucapkan,

Sebagai salam pembuka kata. 

Salam pembuka yang sangat unik dan tentunya menyegarkan suasana. Trimakasih Pak Dail Ma’ruf, M.Pd, telah memberikan semangat kepada kami.

 

Menanam padi di musim hujan

Padi ditanam berharap panen

Mari belajar bareng mas hadi kawan

Semoga semuanya berkenan

 

Pak Teguh pergi ke Bali,

Melihat bule sedang menari.

Aduh pantas kau bau sekali,

Kau belum mandi enam hari.                                                                        


Pergi ke pasar beli kain katun

Dijahit dibikin kemeja

Mari kita buat pantun

Agar hati jadi gembira

 

Kain katun dibikin kemeja

Coraknya batik indah di mata

Nyusun pantun hati gembira

Lupa didik kepada siswa

 

Buah durian buah apokat

Enak dimakan terasa di lidah

Peserta KBMN 28 ayolah semangat

Belajar pantun bersama bapak Miftah

 

Pantun adalah salah satu budaya betawi yang kini mulai berkembang, setelah membaca pantun akan membuat suasana senang. Pantun dapat membuat senyum dan ketawa lagi dan lagi. Pantun adalah jenis puisi lama yang susunan kata yang teratur dan bernilai seni tinggi dan akhir kata harus berirama. Pada pantun susunan kata yang berakhiran a-b-ab dan suatu kata yang berisi nasihat digunakan pada saat acara pernikahan (palang pintu) ya pak/bu. Pantun biasanya identik dengan suku bangsa Melayu atau pun Betawi, namun tiap daerah memiliki pantun. Di Tapanuli, pantun dikenal dengan istilah ende-ende (Suseno, 2006) yang memiliki empat baris dan sering disampaikan saat membuka atau menutup sambutan. Di Sunda, pantun dikenal dengan istilah paparikan (Suseno, 2006) dan di Jawa, pantun dikenal dengan istilah parikan (Suseno, 2006). Berikut buku-buku pantun yang sedang tenar yang di terbitkan oleh suhu KBMN PGRI





Pantun jenaka ....membawa bahagia, pada saat sekarang ini dimana-mana formal atau non formal penggunaan pantun banyak dinantikan. Ingatkah pantun masa SMP tentang pantun jenaka

Jika tuan mencari paku,

Petiklah daun sidulang-dulang,

Jika tuan rindukan daku,

Indonesia mempunyai banyak ragamnya, pantun diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak benda  pada sesi ke-15 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Kantor Pusat UNESCO di Paris. Pada hakikatnya, sebagian besar kesusastraan tradisional Indonesia membentuk pondasi dasar pertunjukan genre campuran yang kompleks, seperti "randai" dari Minangkabau wilayah Sumatra Barat, yang mencampur antara seni musik, seni tarian, seni drama, dan seni bela diri dalam perpaduan seremonial yang spektakuler. Dari berbagai macam pantun dari tiap daerah, berikut terdapat definisi pantun. Pantun menurut Renward Branstetter (Suseno, 2006; Setyadiharja, 2018; Setyadiharja, 2020) berasal dari kata “Pan” yang merujuk pada sifat sopan. Dan kata “Tun” yang merujuk pada sifat santun. Kata “Tun” dapat diartikan juga sebagai pepatah dan peribahasa (Hussain, 2019) Banyak sekali event lomba berbalas pantun yang diadakan untuk melestarikan warisan budaya tersebut

Pantun berasal dari akar kata “TUN” yang bermakna “baris” atau “deret”. Asal kata Pantun dalam masyarakat Melayu-Minangkabau diartikan sebagai “Panutun”, oleh masyarakat Riau disebut dengan “Tunjuk Ajar” yang berkaitan dengan etika (Mu’jizah, 2019). 1bait pantun terdiri atas 4 baris dan satu baris itu idealnya terdiri atas empat sampai lima kata. Kemudian, satu baris pantun terdiri atas delapan sampai dua belas suku kata. Membuat pantun itu mudah, caranya adalah:

1.  

  • 1.    Memiliki perbendaharaan kata dengan bunyi akhir sama, maka akan semakin memudahkan dalam membuat pantun
  • 2.      Carilah kata yang memiliki bunyi akhir sama. Minimal dua huruf bapak ibu.
  • 3.      pahami ciri-ciri pantun yang sudah dijelaskan di atas
  • 4.      Jika membuat pantun, susunlah baris ketiga dan keempat terlebih dahulu.
  • 5.      Baru yang terakhir, susun baris pertama dan kedua, isinya dulu baru sampiran.
  • 6.      Dalam menulis pantun, usahakan hindari penggunaan nama orang, dan nama merk dagang.

Berikut perbedaan pantun dengan karya sastra lain:



Jenis-jenis pantun yang umum diketahui antara lain

1. Pantun nasihat : pantun yang isinya (baris ketiga dan keempat) nasihat kebaikan.

Contoh :

Tegak berdiri si batang Suji,

Tanam di samping petai cina,

Sejak kecil rajin mengaji,

Sudah besar tentu berguna.

2. Pantun jenak : pantun yang berisi hal-hal lucu

Contoh :

Ikan gabus ada di rawa,

Ikan lele ada di kali,

Nenek menangis sambil tertawa,

Melihat kakek main lompat tali.

 

Untuk menjadi buku minimal berapa pantun?

Kalau buku solo pantun milik saya berisi 400an pantun dengan tebal 170 halaman

 

Pertemuan ke: 13

Pemateri: Miftahul Hadi, S.Pd

Tanggal: Senin, 6 Februari 2023

Fifi Triana

2 komentar:

Dail Ma'ruf Serang mengatakan...

Resume materi 13 yang Bagus, lengkap dan informatif --- kren luar biasa. pertahankan dan semangat

fifitriana mengatakan...

Trimakasih pak dail. Semangat

Menulis Buku dari Karya Ilmiah

  KBMN PGRI 29 Pertemuan ke   : 25 Hari/tanggal     : Senin/ 21 Agustus 2023 Mater...